Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2015

Merdeka, Wajib/Sunnah

“Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa. Dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan”. Tentunya, makna alinea pertama dalam Muqadimmah UUD 1945 ini merupakan intisari dari arah tujuan Negara Indonesia dibentuk. Dibentuk dalam rangka memahamkan bersama kepada seluruh rakyat Indonesia, bahwa kemerdekaan itu bukan perkara main-main atau soal instan dalam menggapainya. Kilas balik sejarah perjuangan kemerdekaan, kata “Merdeka” telah menjadi simbol gerakan. Simbol itu kemudian menjadi kata sakti untuk menggelorakan pekik kemerdekaan; bebas dari belenggu penjajah. MERDEKA ATAU MATI. Nah, berkaitan dengan pemaknaan itu. Kita sebagai warga Negara yang hidup dalam zaman era digital perlu mengontemplasi ulang tentang makna hal di atas. Jangan-jangan kita telah tereduksi oleh mental nina bobo, sehingga selalu saja ada peluang penjajah untuk terus menanamkan taring mereka di tengah hiruk-pikuk umbul-umbul dan pesta kemerdekaan, yang kini tak terasa sudah 70 tah...

Antara, Maluku dan Indonesia

Setiap kita tentu memiliki prespektif berbeda. Begitu dengan saya. Kali ini, saya lebih cenderung untuk membahas dua kata. Dua kata yang mempunyai hubungan emosional yang begitu mendalam. Ya. Maluku dan Indonesia. Nukilan saya ini adalah sebuah prespektif tentang harapan besar sebagai anak bangsa, yang begitu prihatin atas keadaan sejarah yang telah ditinggalkan oleh generasi. Hanya ingin mencoba membuka tabir dan bisa menjelaskan. Telah kita ketahui bersama. Sebagai sebuah negara yang berada di timur dunia, Indonesia memiliki kekayaan yang sangat melimpah. Kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ini sangat menggiurkan bangsa lain. Terutama kekayaan   melimpah dari hasil bumi Indonesia yang berupa rempah-rempah yang sangat populer dan sangat diperlukan oleh bangsa Eropa dalam kehidupannya sehari-hari.   Salah satunya Maluku, yang dijadikan sebagai incaran. Maluku merupakan salah satu provinsi di Indonesia. Daya magnet rempah-rempahnya sangatlah menggiurkan kaum i...

Merebut Kota Peradaban

Merebut Kota Peradaban Sejauh ini kita menginginkan sebuah perubahan. Saya kira semua orang butuh perubahan. Namun menuju perubahan itu bukanlah semudah membalik telapak tangan. Butuh waktu. Butuh kesabaran. Butuh kekuatan untuk saling menguatkan. Kadang saya ingin menulis khayalan saya tentang “ Indonesia Masa Depan”. Indonesia yang rakyatnya damai, aman, sentosa. Indonesia tanpa diksriminasi. Indonesia yang menghargai perbedaan dan toleransi seperti dalam undang-undang yang dibuat. Tapi, sementara saya ingin menulisnya sebagai fakta kemajuan. Saya merasa risih akan perbedaan jamuan zaman yang membuat saya terpaku dan kadang merasa pesimis. Tapi, sekali lagi, daya kuat pegangan untuk memajukan bangsa besar ini terus terikat sampai daya khayal itu bisa terwujud. Entah satu tahun, lepas lima tahun, sewindu, ataupun seabad. Itu menjadi khayalku hingga saya tertimbun tanah di bawah nisan. Betapa tidak. Sebagai anak bangsa. Kita perlu merasakan segala tabiat zaman yang penuh ang...