Langsung ke konten utama

Profil

Muhamad Nasir Pariusamahu (Nasir) dilahirkan tanggal 5 Desember 1992, di Dusun Parigi, Kab. Maluku Tengah, Prov. Maluku. Tamat SD-SMA di Kabupaten Maluku Tengah. Menyelesaikan studi S1- S2 di Universitas Pattimura Ambon. Beberapa karyanya telah dibukukan seperti Ketika #hujan Bicara (2017), Memeluk Senja: Kumpulan Puisi Para Guru Indonesia (2020), Majalah PIJAR BPMP Maluku (2018- 2023), Dua Tahun Kepemimpinan Gubernur Murad Ismail di Mata Anak Muda (2021), Antologi Sio Baba (2021), Modul Pembelajaran SMP Terbuka Kemdikbudristek (2021), Pena dan Bahasa Kantor Bahasa Maluku (2023), Antologi Pulih Bersama Bangkit Perkasa Perpusnas (2023), Sehimpun Mutiara: Kisah Perjuangan dan Inspirasi Menulis bagi Generasi Indonesia Perpusnas (2023), ASEAN Writers Network (2023), Guru Madrasah Menulis Kemenag RI (2023), Jurnal BPMP Maluku (2023), Jurnal Madaris Kemenag RI (2023). Nasir aktif di DPP Agerlip PGM Indonesia, Komite Edukasi Mafindo Pusat, Perkumpulan Guru Madrasah (PGM) Indonesia Maluku, RPI Provinsi Maluku, FLP Maluku, Mafindo Ambon, guru di MTs Negeri Ambon. Selain itu, Nasir pernah meraih penghargaan Guru Berprestasi Nasional oleh Kemenag RI, DPP Perkumpulan Guru Madrasah (PGM) Indonesia. Ia juga terlibat menjadi Fasilitator Guru Penggerak, Instruktur Visitasi Madrasah, Fasilitator PKB Kemenag RI, Trainer AI Mafindo, Komite Edukasi Mafindo Pusat, dan narasumber berbagi praktik lintas instansi. Dia dapat dikontak melalui facebook (Muhamad Nasir Pariusamahu), laman (www.kintalcarita.com), IG (ghuru_naz), WA (085243139596). Cita--Cita tertingginya adalah ingin sekali menaikkan orang tuanya haji dengan hasil keringatnya. Serta masuk surga tanpa hisab. Amin:)

Komentar

  1. Jika anda berminat menulis di website kami silahkan layangkan tulisan anda dengan menggunakan halaman berikut : https://infoaye.com/guest-post

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

soal 2

 

Melasti dan kem (Bali) ke Kuta

Bersama rinduku walau kita jauh, kasih Suatu saat di Kuta Bali (Andre Hehanusa) Penggalan lagu mantan band Katara Singers tersebut sangat memukau. Semukau pesona yang ada di pantai Kutanya. Namun ada sesuatu yang membuat indah Bali selain pantainya, yaitu budaya dan adat istiadatnya. Masyarakat Bali sangat melekatkan budayanya dalam kehidupan sehari-hari.  Sejak turun dari pesawat, nuansa keBalian telah menyambut kita. Para porter bandara menyapa ramah dengan balutan pakaian safari berwarna merah dengan udeng kepalanya. Hal yang paling sakral yang saya dengar juga bahwa di Bali, tinggi gedung tidak boleh melebihi tingginya Pura. Bukan masalah mitos, bahkan jembatan penghubung Jawa-Bali tidak bisa disetujui lantaran karena hal tersebut. Khazanah yang sama, saya temukan di Kuta juga yaitu Melasti. Upacara pensucian diri ini sangat menarik simpati pengunjung termasuk saya. Itulah daya pikat Bali selain gadis-gadisnya yang anggun layaknya gadis solo.  Prose...

soal 1