Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

KAMMI se- Unpatti Galang Dana untuk korban kebakaran di Ambon

Kebakaran yang melanda kawasan RT002/RW01 Soabali, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Maluku, pada Senin lalu, menyebabkan puluhan rumah ludes dilahap si jago merah.   Sementara ini para korban masih menginap di tenda-tenda pengungsian yang disediakan pemerintah setempat. Penyebab kebakaran diduga akibat arus pendek listrik. Meresponi hal tersebut, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komsat Unpatti menggalang dana pada hari Minggu, 30 Oktober 2016. Aksi galang dana ini dimulai dari Mesjid Annur Batumerah kemudian memasuki padatnya areal   Mardika dan berhenti di Pantai Losari. Aksi tersebut sangat mendapat respon positif dari masyarakat. Aksi reaksi cepat ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian KAMMI terhadap masalah kemanusian. Rasa yang dialami oleh saudara-saudara kita di Soabali adalah rasa kami semua. Apalagi katong di Maluku mempunyai tradisi sosial “Ale rasa, beta rasa”. Hal itu yang mesti katong jaga sampe anak cucu,” kata Sekretaris Umum KAMMI Unpatti...

NIKAH DI MASA MUDA, PACARAN DI USIA SENJA *

Tidak mudah bagi saya untuk melengkapi setiap tanda titik dan kemudian menjadi paragraf baru dalam artikel pendek ini. Tentunya ada sebuah keresahan yang tak berujung pada setiap manusia jika telah datang sebuah pertanyaan,” kapan anda menikah? Lalu dengan cepat lisannya terkunci dan hatinya membelah menjadi jurus seribu bayangan ala Naruto, antara sebuah keharusan menjawab atau malah mutar-mutar topik sana-sini. Memang tak mudah membicarakan soal nikah. Berbagai versi muncul dimana-mana. Berbagai alasan yang menunda , karena belum matang atau ada yang punya semangat maju tak gentar bahkan pompaan Karawang-Bekasi   dalam memburu calon pasangannya. Pastinya,   faktor-faktor untuk menjalani sebuah proses “kesempurnaan agama” ini membutuhkan indera keenam, yakni kefahaman lahir batin. Memang tak mudah untuk menikah, sebab menikah adalah menyatukan kedua keluarga dan budaya yang berbeda, memang apa pentingnya dengan ibu-bapaknya, sanak-keluarganya, toh yang menikah ...