Langsung ke konten utama

#menulisHujan, Menunggu Pelangi, part 1


On June 2015
#menulisHujan, Menunggu  Pelangi
Semesta hari ini dibuat kagum dengan kehadiran tamu agung, dari Langit. #hujan
Pembuka kata, Bismillah menggelegar. Menemani setiap langkah nyanyian butirnya #hujan
Akupun bertanya-tanya. Apakah kondisi ini, para manusia hanya bisa berpasrah dan angkuh tetap dalam peraduan selimutnya? Dan menyaksikan iblis menari-nari dan melagukan kemenangan #hujan
Bukankah akhir dari derasnya #hujan ada Pelangi? Wets…pelangi hanya akan ada bila #hujan tak mendominasi permainan. Bukahkah #hujan hari mendominasi?
Langit pun hanya bisa terpaku. Hari ini, seperti kita menyaksikan banjir. Kamu lucu,” kata temanku, mendengar imaji gilaku.#hujan
To be continue…..
Ambon, awal juni

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melasti dan kem (Bali) ke Kuta

Bersama rinduku walau kita jauh, kasih Suatu saat di Kuta Bali (Andre Hehanusa) Penggalan lagu mantan band Katara Singers tersebut sangat memukau. Semukau pesona yang ada di pantai Kutanya. Namun ada sesuatu yang membuat indah Bali selain pantainya, yaitu budaya dan adat istiadatnya. Masyarakat Bali sangat melekatkan budayanya dalam kehidupan sehari-hari.  Sejak turun dari pesawat, nuansa keBalian telah menyambut kita. Para porter bandara menyapa ramah dengan balutan pakaian safari berwarna merah dengan udeng kepalanya. Hal yang paling sakral yang saya dengar juga bahwa di Bali, tinggi gedung tidak boleh melebihi tingginya Pura. Bukan masalah mitos, bahkan jembatan penghubung Jawa-Bali tidak bisa disetujui lantaran karena hal tersebut. Khazanah yang sama, saya temukan di Kuta juga yaitu Melasti. Upacara pensucian diri ini sangat menarik simpati pengunjung termasuk saya. Itulah daya pikat Bali selain gadis-gadisnya yang anggun layaknya gadis solo.  Prose...

soal 2

 

soal 1