Langsung ke konten utama

Mama e

Mama e

Di suatu saat
Omba-omba laut seram
Memukul pelan laju kapal

Beta inga
Mama parna bilang
"Ana e, tanah rantau itu rimba kehidupan"

Kemudian,
Daun katapang
Tatoki palang
Basangaja deng anging timor laut

Beta inga
Mama parna bilang
"Ana e, Tuhan itu maha rahman dan rahim"
Maka peluklah Tuhan dalam kedipan matamu

Sungguh,
Mama e
Selama Nunusaku masi kayak dolo
Hutan-hutan manusela masi ijo
Sagala karang
Laut banda masih tajaga

Beta kira
Seng bagini
Seng ada kompeni kapitalis
Yang biking bakalai katong
Yang biking ganggo asri negeriku

Mama e
Sakarang Tuhan su marah
Binaya su mulai rata
Laut Buru mangamu asa
Sampe bagitu mama ee
Biking luka di sagala waktu

Mama e
Beta rindu
Hangatnya pelukmu
Derai aermata kasihmu
Dalam doa
Di masjid-masjid
Semoga Tuhan tumpahkan
Magfirah par mama

Puncak Wara, Ambon
Sore, 17.15 WIT
by Nasir

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melasti dan kem (Bali) ke Kuta

Bersama rinduku walau kita jauh, kasih Suatu saat di Kuta Bali (Andre Hehanusa) Penggalan lagu mantan band Katara Singers tersebut sangat memukau. Semukau pesona yang ada di pantai Kutanya. Namun ada sesuatu yang membuat indah Bali selain pantainya, yaitu budaya dan adat istiadatnya. Masyarakat Bali sangat melekatkan budayanya dalam kehidupan sehari-hari.  Sejak turun dari pesawat, nuansa keBalian telah menyambut kita. Para porter bandara menyapa ramah dengan balutan pakaian safari berwarna merah dengan udeng kepalanya. Hal yang paling sakral yang saya dengar juga bahwa di Bali, tinggi gedung tidak boleh melebihi tingginya Pura. Bukan masalah mitos, bahkan jembatan penghubung Jawa-Bali tidak bisa disetujui lantaran karena hal tersebut. Khazanah yang sama, saya temukan di Kuta juga yaitu Melasti. Upacara pensucian diri ini sangat menarik simpati pengunjung termasuk saya. Itulah daya pikat Bali selain gadis-gadisnya yang anggun layaknya gadis solo.  Prose...

soal 2

 

soal 1