Langsung ke konten utama

Klise Kedatangan Pak Presiden



Presiden Jokowi
Telah sekian hitungan dalam kalender masehi, beliau datang ke tanah pusaka, Maluku.
Seharusnya wibawanya pula, bisa memartabatkan Maluku. Maluku bukan sampiran yang terpinggirkan. Maluku ibu NKRI. Maluku pagar rumah Pusaka Pertiwi.
Beberapa fenomena kepulauan masih saja menggantung bagaikan kami (baca: anak Maluku)
melihat kerlipan bintang di langit dari balik gunung-gunung dan ngarai. Kami tidak butuh
diangkat. Melainkan, kami butuh keadilan. Kami bukan butuh kesetaraan dengan kota-kota Metropolit, tetapi kami minta pemerataan yang berjiwa Nawacita.
Hidup kami sebenarnya sangatlah sudah bahagia. Janjimulah yang membuat kami
menggantungkan airmata kering.

70-an sudah, kami menikmati kemerdekaan. Kurungan desentralisasi tak membuat kami
berkembang. Malah terhimpit, provinsi termiskin dan terbahagia. Wah!

Di hari Pers ini, sedikit terungkap lewat diskusi bersama perwakilan Menkoinfo, PWI, TVRI,
dan KPI kemarin. Fakta terisolasi kami di daerah perbatasan hanya menunggu risalah.
Risalah disintegrasi bila Tuan Rumah NKRI (baca: pemerintah) tak mampu membombardir
kekuatan dahsyat tersebut.
Sebagai provinsi perbatasan, wilayah 3T. Serta penuh kaya melimpah sumber daya alam,
sangat kontras. Bebaskan kami dari sumber kekacuan ini, wahai bapak Presiden.
Sumber:
https://www.facebook.com/notes/asma-ditha/klise-kedatangan-pak-presiden/1323305741042210

Komentar

Postingan populer dari blog ini

soal 2

 

Melasti dan kem (Bali) ke Kuta

Bersama rinduku walau kita jauh, kasih Suatu saat di Kuta Bali (Andre Hehanusa) Penggalan lagu mantan band Katara Singers tersebut sangat memukau. Semukau pesona yang ada di pantai Kutanya. Namun ada sesuatu yang membuat indah Bali selain pantainya, yaitu budaya dan adat istiadatnya. Masyarakat Bali sangat melekatkan budayanya dalam kehidupan sehari-hari.  Sejak turun dari pesawat, nuansa keBalian telah menyambut kita. Para porter bandara menyapa ramah dengan balutan pakaian safari berwarna merah dengan udeng kepalanya. Hal yang paling sakral yang saya dengar juga bahwa di Bali, tinggi gedung tidak boleh melebihi tingginya Pura. Bukan masalah mitos, bahkan jembatan penghubung Jawa-Bali tidak bisa disetujui lantaran karena hal tersebut. Khazanah yang sama, saya temukan di Kuta juga yaitu Melasti. Upacara pensucian diri ini sangat menarik simpati pengunjung termasuk saya. Itulah daya pikat Bali selain gadis-gadisnya yang anggun layaknya gadis solo.  Prose...

soal 1