Langsung ke konten utama

Baku Tunggu Omba

Ombak babanting palang,
Panggel ale pung nama,
Sio ale jauh, barasa dekat di mata.

Ombak jang biking beta manangis,
Ose jang biking asam beta pung hati,
Jang ose cabo kerinduan ini.

Sudah lama beta mau bilang,
Menunggu adalah isyarat paleng menkhawatirkan,
Beta tako biking ose marah,
Karena ose marah,
Bisa biking jangkar talapas dari parao.

Sudah tujuh detik,
Beta basandar di atas gaba-gaba,
Sembari bersabda dengan daun-daun katapang,
Ada sebuah lagu begini:
"mari..mari..mari... katong badendang puisi. Agar rindu tak dibawa pergi ombak ka lao.

Natsepa Beach, 22 April 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

soal 2

 

Melasti dan kem (Bali) ke Kuta

Bersama rinduku walau kita jauh, kasih Suatu saat di Kuta Bali (Andre Hehanusa) Penggalan lagu mantan band Katara Singers tersebut sangat memukau. Semukau pesona yang ada di pantai Kutanya. Namun ada sesuatu yang membuat indah Bali selain pantainya, yaitu budaya dan adat istiadatnya. Masyarakat Bali sangat melekatkan budayanya dalam kehidupan sehari-hari.  Sejak turun dari pesawat, nuansa keBalian telah menyambut kita. Para porter bandara menyapa ramah dengan balutan pakaian safari berwarna merah dengan udeng kepalanya. Hal yang paling sakral yang saya dengar juga bahwa di Bali, tinggi gedung tidak boleh melebihi tingginya Pura. Bukan masalah mitos, bahkan jembatan penghubung Jawa-Bali tidak bisa disetujui lantaran karena hal tersebut. Khazanah yang sama, saya temukan di Kuta juga yaitu Melasti. Upacara pensucian diri ini sangat menarik simpati pengunjung termasuk saya. Itulah daya pikat Bali selain gadis-gadisnya yang anggun layaknya gadis solo.  Prose...

soal 1