Langsung ke konten utama

Barangkali kau Jodohku?

Pernahkah kalam hatimu
Berkata, "wah si dia cocok denganku. Dia pas jadi pendampingku. Dia layak jadi teman halalku. Lalu, setiap kali aku meminta, dia merespon dengan baik."
Benarkah timbal balik semacam itu merupakan pertemuan kedua kutub magnet yang belum bertemu?
Banyak diksi yang akan disampaikan. Mulai dari yang melodi, bass, hingga capai acapella.
Tentu itu bukan kebohongan. Tetapi sebuah imaji masa depan. Salahkah?

Barangkali masih barangkali, tak mudah kita menggampangkan takdir. Banyak yang terhepas karena permintaan hatinya tak disetujui. Selepas itu, dia goyah dan tertunduk dalam kedukaan.

Jodoh adalah takdir. Barangkali dia jodohku? Ini hal hati. Biarlah hati menemukan sendiri apa yang dia cari. Tanpa menaruh setitik noktah. Biarlah hati mengalir mencari pembauran cinta abadinya. Agar cinta tak hampa dan sesak. Agar cinta subur dalam warna hati hakikat.

Memang jodoh itu tak pasti. Kadang sudah dieratkan bisa berlepas. Sebab definisi jodoh tak bisa diungkapkan oleh sentuhan mata. Apalagi lewat syair hanya karena dia. Ruang jodoh adalah milikNya. Ya. MilikNya.

Olehnya itu,  jika siapapun yang hendak berkata barangkali dia jodohku? Boleh saja. Sah saja. Namun kata yang terucap, datang dan pergi di lisan bisa merubah nasib. Kata tak kembali. Maka berhati-hatilah dengan mawar yang kau tanam.  Bisa menjadi duri. Maka jangan berharap dia menjadi kupu-kupu indah dan terbang bersama hembusan anginmu. Karena kupu-kupu banyak yang ditangkap karena terlalu indah.

Jadi, jodoh harus jadi. Bukan meraba-raba bentuk yang tak pasti. Sesungguhnya syetan paling senang dengan perkara ini. Perkara imaji kosong.

Barangkali kau jodohku? Diamlah dalam rindumu. Jika dia jodohmu, Allah akan dekatkan. Jika bukan, selamatkanlah semua ini dari fitnah.

Dan bila kau bukan jodohku di kefanaan ini. aku akan mengejar namamu di FirdausNya. Dan jadikan kau sandaran hati di antara penghuni-penghuninya. Doaku hari ini adalah maharku nanti.

Ini kesaksianku!

Ambon, 5 April 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

soal 2

 

Melasti dan kem (Bali) ke Kuta

Bersama rinduku walau kita jauh, kasih Suatu saat di Kuta Bali (Andre Hehanusa) Penggalan lagu mantan band Katara Singers tersebut sangat memukau. Semukau pesona yang ada di pantai Kutanya. Namun ada sesuatu yang membuat indah Bali selain pantainya, yaitu budaya dan adat istiadatnya. Masyarakat Bali sangat melekatkan budayanya dalam kehidupan sehari-hari.  Sejak turun dari pesawat, nuansa keBalian telah menyambut kita. Para porter bandara menyapa ramah dengan balutan pakaian safari berwarna merah dengan udeng kepalanya. Hal yang paling sakral yang saya dengar juga bahwa di Bali, tinggi gedung tidak boleh melebihi tingginya Pura. Bukan masalah mitos, bahkan jembatan penghubung Jawa-Bali tidak bisa disetujui lantaran karena hal tersebut. Khazanah yang sama, saya temukan di Kuta juga yaitu Melasti. Upacara pensucian diri ini sangat menarik simpati pengunjung termasuk saya. Itulah daya pikat Bali selain gadis-gadisnya yang anggun layaknya gadis solo.  Prose...

soal 1