Langsung ke konten utama

Bom dan Boom

Bom, kau hancurkan iman dalam tahajud,
Boom, kau padamkan kekudusan dalam liturgi.
kau, hantu bagi semua manusia.

Berdosakah kita yang mau sholat, kau renggut nyawanya?
Salahkah kita yang hendak Ekaristi, kau ambil darahnya?

aku tak tau, dukun mana yang kau ikat janji,
sehingga rela memberi tumbal.
aku tau tau, Jin mana yang kau ikat kongsi, sehingga kau biarkan api membakar.

Bom atau boom,
Ledakan pembunuh,

aku berdiri bersama tiang Alif dan Menara Gereja.

Ambon, 14/05/2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

soal 2

 

Melasti dan kem (Bali) ke Kuta

Bersama rinduku walau kita jauh, kasih Suatu saat di Kuta Bali (Andre Hehanusa) Penggalan lagu mantan band Katara Singers tersebut sangat memukau. Semukau pesona yang ada di pantai Kutanya. Namun ada sesuatu yang membuat indah Bali selain pantainya, yaitu budaya dan adat istiadatnya. Masyarakat Bali sangat melekatkan budayanya dalam kehidupan sehari-hari.  Sejak turun dari pesawat, nuansa keBalian telah menyambut kita. Para porter bandara menyapa ramah dengan balutan pakaian safari berwarna merah dengan udeng kepalanya. Hal yang paling sakral yang saya dengar juga bahwa di Bali, tinggi gedung tidak boleh melebihi tingginya Pura. Bukan masalah mitos, bahkan jembatan penghubung Jawa-Bali tidak bisa disetujui lantaran karena hal tersebut. Khazanah yang sama, saya temukan di Kuta juga yaitu Melasti. Upacara pensucian diri ini sangat menarik simpati pengunjung termasuk saya. Itulah daya pikat Bali selain gadis-gadisnya yang anggun layaknya gadis solo.  Prose...

soal 1