Langsung ke konten utama

Lara

Lara,
Mau kemana kau?
Taring gelombang terlalu kuat mematahkan karang,
Dua windu rindu berdiaspora dalam pagar kawat berduri,
Pinus-pinus kota telah kering di atas, mengumpul dan menjadi kayu bakar.

Lara,
Hendak pergikah engkau?
Jalan-jalan tak lagi dicahayai pelita,
Roda gila, orang tak waras menyapih-nyapih syair dalam kerumunan,
Jangan engkau ke situ, nanti kau terkubur dalam kewasa-wasan.

Lara,
Jangan pula kau tumpahkan airmata lautmu,
aku gunung takkan kuat menahan.

Ambon, 14 Agustus 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

soal 2

 

Melasti dan kem (Bali) ke Kuta

Bersama rinduku walau kita jauh, kasih Suatu saat di Kuta Bali (Andre Hehanusa) Penggalan lagu mantan band Katara Singers tersebut sangat memukau. Semukau pesona yang ada di pantai Kutanya. Namun ada sesuatu yang membuat indah Bali selain pantainya, yaitu budaya dan adat istiadatnya. Masyarakat Bali sangat melekatkan budayanya dalam kehidupan sehari-hari.  Sejak turun dari pesawat, nuansa keBalian telah menyambut kita. Para porter bandara menyapa ramah dengan balutan pakaian safari berwarna merah dengan udeng kepalanya. Hal yang paling sakral yang saya dengar juga bahwa di Bali, tinggi gedung tidak boleh melebihi tingginya Pura. Bukan masalah mitos, bahkan jembatan penghubung Jawa-Bali tidak bisa disetujui lantaran karena hal tersebut. Khazanah yang sama, saya temukan di Kuta juga yaitu Melasti. Upacara pensucian diri ini sangat menarik simpati pengunjung termasuk saya. Itulah daya pikat Bali selain gadis-gadisnya yang anggun layaknya gadis solo.  Prose...

soal 1