Langsung ke konten utama

Doa & Harapan

dok. pribadi
Doa adalah permintaan khusus. Saking khususnya, doa itu perlu hal kedetailan. Misal, minta nikahkan dengan si A, minta rejeki sekian milyar, minta mati bulan Ramadhan. Karena doa itu gratis, maka berdoalah. 

Kalau minta jabatan, minta rating medsos dinaikan, minta tarif iklan mahal atau tunggu pengaktifan google AdSense. Ini minta berbayar. Untung-Untung dapat, kalau tidak dapat banyak yang kena stroke. 

Dalam sebuah hadits diuraikan bahwa: 
اُدْعُوْا اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِالْإِجَابَةِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ لَا يَسْتَجِيْبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ
Berdoalah kepada Allah, dan kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah, sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai, dan lengah (dengan doanya).” [HR. Tirmidzi]

Atas dasar itu, sebagai manusia yang punya keterbatasan, doa bisa menjadi daya energi dalam kehidupan. Ibarat ponsel kita lowbet, kita perlu menambah dayanya. Semahal, secanggih apapun ponsel itu, bila lowbet tak berdaya. Sama halnya dengan kita. Kita butuh doa agar ikatan jasad di bumi, bisa tersatukan dengan ruh di langit. 

Doa adalah pembangkit semangat. Hendaknya seorang hamba tidak patah harapan. Hendaknya selalu menggantungkan harapan kepada Allah, yang mengatur segala sesuatu.

Harapan

Nabi Ibrahim pernah berdoa. Doa bapak para Nabi ini diabadikan dalam Qur'an: 
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ

Artinya:
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang, yang tetap mendirikan shalat.
Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. [QS. Ibrahim : 40-41]
Walau predikatnya sebagai bapak para Nabi, doa ini merupakan bagian dari perkara, yang menunjukkan kehanifan beliau. 

Seorang yang lurus dalam keyakinan, dan memegang prinsip mengesakan Allah, tidak menyekutukanNya dalam kehidupan. Beliau menggantungkan harapan kepada Allah semata.
Sebagai manusia biasa, harapan itu masih ada. Doalah pemberi harapan. Maka, berharaplah kebaikan kepada Allah dengan doa-doa terbaik. 

Apalagi dalam paceklik pandemi. Di saat orang-orang pesimis, maka mari kita langitkan doa, agar wabah ini segera berakhir, dan kita bisa kembali hidup normal tanpa PSBB, PPKM dsj.
Semoga Allah menjaga kita dari kerasa engganan berdoa kepadaNya. Aamiin 

Masohi, 20 Juli 2021 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

soal 2

 

Melasti dan kem (Bali) ke Kuta

Bersama rinduku walau kita jauh, kasih Suatu saat di Kuta Bali (Andre Hehanusa) Penggalan lagu mantan band Katara Singers tersebut sangat memukau. Semukau pesona yang ada di pantai Kutanya. Namun ada sesuatu yang membuat indah Bali selain pantainya, yaitu budaya dan adat istiadatnya. Masyarakat Bali sangat melekatkan budayanya dalam kehidupan sehari-hari.  Sejak turun dari pesawat, nuansa keBalian telah menyambut kita. Para porter bandara menyapa ramah dengan balutan pakaian safari berwarna merah dengan udeng kepalanya. Hal yang paling sakral yang saya dengar juga bahwa di Bali, tinggi gedung tidak boleh melebihi tingginya Pura. Bukan masalah mitos, bahkan jembatan penghubung Jawa-Bali tidak bisa disetujui lantaran karena hal tersebut. Khazanah yang sama, saya temukan di Kuta juga yaitu Melasti. Upacara pensucian diri ini sangat menarik simpati pengunjung termasuk saya. Itulah daya pikat Bali selain gadis-gadisnya yang anggun layaknya gadis solo.  Prose...

soal 1