Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2022

Kejutan—Kejutan dalam Giat Kurikulum Merdeka MTsN 4 Malteng

ikope ele be, dusio ukoyiko i hoho ele be niyao upadiko, talalu tinggi di sambar burung elang, talalu rendah juga dililit ular, hidup ini sederhana saja (BA) Tepat usia 30, Saparua sudah tiga kali saya singgahi. Petualangan saya diawali ke Jazirah Hatawao. Kali ini saya ke arah Jazirah Tenggara Saparua yaitu SSI. Kehadiran saya, diundang oleh MTsN 4 Maluku Tengah untuk giat berbagi Kurikulum Merdeka bagi guru—guru MI, MTs dan MA di desa Louhata ini. Louhata memiliki arti berkumpul/bermusyawarah. Lou (berkumpul) dan Hata (bermusyawarah untuk kemajuan). MTsN 4 Maluku Tengah adalah satu—satunya madrasah tsanawiyah yang berada di desa ini. Sama dengan masyarakatnya, guru—gurunya sangat humble. Beberapa kali saya isi materi di pulau—pulau, saya berkesimpulan bahwa orang pulau itu sangat bersahabat dengan orang baru. Hal yang mengejutkan adanya suprise oleh moderator, Bu Cica," Pa, Selamat ulang tahun .” Wkwkwk. Walau hanya memanfaatkan waktu yang pendek, bagi saya dapat membe...

Carita Hidop dari Bapa Abu

iyoi pa'a ata yane pa'a iya , hidup seperti budak, tapi makan kita seperti makanan raja (BA) Seperti cerita saya pada bagian pertama pada beranda FB saya. Cerita ini kelanjutannya. Saya perlu mengakui, masyarakat Siri Sori Islam sangat welcome dengan turis seperti saya. Wkwkwkw. Bukan saya saja yach, tetapi semua pengunjung yang datang ke sana. Di kampung ini ada yang unik, adanya semacam homestay kayak di Banda atau Bukit Purba Yogya, membuat para pengunjung tidak perlu khawatir untuk berteduh lelahnya. Harga homestay sangat terjangkau kantong para pelancong atau traveller yang mau ke sana. Homestay tepat berada di bibir pantainya. Kita akan disuguhi sunrise dan sunsite yang eksotik dari balik pegunungan Sanirinya. Apalagi ketika pulang ada buah tangan kepada keluarga di rumah yaitu sagu tumbunya. Padahal SSI bukan daerah pariwisata. Tetapi semangat kewirausahaan ini perlu diapresiasi. Saya kebetulan nginap di homestay milik Bapa Abu Sahupala, dan Mama Musia Toi...

Saparua dan Jejak Moyang

Saparua, pulau kecil dalam gugusan pulau—pulau Lease. Tepat usia 30 tahun, pulau berjulukan Nusa Sapanorua saya kunjungi. Kunjungan tersebut adalah untuk ketiga kalinya sejak tahun 2009, dan 2013. Ada banyak sejarah dari pulau ini. Selain sejarah perjuangan Pattimura, Said Perintah, dll. Salah satunya, Saparua adalah tanah putus pusa moyang saya. Saya hanya mendengar cerita dari Bapak ketika menemani beliau jalan—jalan atau pameri kusu—kusu. Sambil beristirahat di bawah pohon cengkeh, Beliau selalu menceritakan perihal asal usul moyang—moyang," Abang, nanti jaga pi di kamong moyang pung kampung." Almarhum Bapak saya adalah perantau ulung. Hidup beliau lebih banyak antarlautan, atarpulau sehingga sangat banyak yang beliau tau. Surga menyertaimu. Banyak nilai—nilai kehidupan yang diwariskan bagi saya dan kakak—kakak, nilai—nilai tersebut saya dapat padanan katanya dalam bahasa Siri Sori Islam,” iyoi waha ulele , yang bermakna hidup tidak boleh harap gampang.” Kembali ke top...