Langsung ke konten utama

Kejutan—Kejutan dalam Giat Kurikulum Merdeka MTsN 4 Malteng

ikope ele be, dusio ukoyiko i hoho ele be niyao upadiko, talalu tinggi di sambar burung elang, talalu rendah juga dililit ular, hidup ini sederhana saja (BA)
Tepat usia 30, Saparua sudah tiga kali saya singgahi. Petualangan saya diawali ke Jazirah Hatawao. Kali ini saya ke arah Jazirah Tenggara Saparua yaitu SSI. Kehadiran saya, diundang oleh MTsN 4 Maluku Tengah untuk giat berbagi Kurikulum Merdeka bagi guru—guru MI, MTs dan MA di desa Louhata ini. Louhata memiliki arti berkumpul/bermusyawarah. Lou (berkumpul) dan Hata (bermusyawarah untuk kemajuan). MTsN 4 Maluku Tengah adalah satu—satunya madrasah tsanawiyah yang berada di desa ini. Sama dengan masyarakatnya, guru—gurunya sangat humble. Beberapa kali saya isi materi di pulau—pulau, saya berkesimpulan bahwa orang pulau itu sangat bersahabat dengan orang baru. Hal yang mengejutkan adanya suprise oleh moderator, Bu Cica," Pa, Selamat ulang tahun.” Wkwkwk. Walau hanya memanfaatkan waktu yang pendek, bagi saya dapat memberikan motivasi terhadap guru di situ sangat penting. Semoga kelak MTsN 4 Malteng bisa lebih maju. Harapan saya, perubahan yang dilakukan hari ini menjadi titik tolak perubahan dalam menapaki jejak pendidikan Islami dari Saparua untuk Indonesia. Hal unik lain, di segala jiku sudut madrasah yang beralamat di kampung baru tersebut ada pojok--pojok literasi yang menjadi stimulus literasi warga madrasah. Ini luar biasa sekali. Rasa wao saya berlanjut, ternyata ada guru nonmuslim yang ikut pelatihan ini. Ternyata mereka adalah guru yang bertugas di salah satu madrasah negeri tersebut. Memang benar, kultur pela gandongnya sangat dijunjung tinggi. Menutup tulisan dari Nusa Sapanorua, yang berbatasan dengan Nusa Hulawano, saya bagikan pantun penutup, Naik speed boat Tulehu ke Haria Dapat ombak biking jantungan Tetap semangat mendidik ana-ana Bapak/Ibu pasti dapat keberkahan Orang Masohi datang ke Saparua Bermalam semalam di Ambon Mari bangun madrasah kita Biar seng tatinggal dengan daerah lain. Sungguh manis nona Siri Sori Naik minta harus setor 30 juz Ayuk kita majukan pendidikan Islami Biar anak cucu tidak sembarang ngejazz Speed boat Tulehu—Haria, 5 Desember 2022 Dirampungkan 14 Desember di Masohi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melasti dan kem (Bali) ke Kuta

Bersama rinduku walau kita jauh, kasih Suatu saat di Kuta Bali (Andre Hehanusa) Penggalan lagu mantan band Katara Singers tersebut sangat memukau. Semukau pesona yang ada di pantai Kutanya. Namun ada sesuatu yang membuat indah Bali selain pantainya, yaitu budaya dan adat istiadatnya. Masyarakat Bali sangat melekatkan budayanya dalam kehidupan sehari-hari.  Sejak turun dari pesawat, nuansa keBalian telah menyambut kita. Para porter bandara menyapa ramah dengan balutan pakaian safari berwarna merah dengan udeng kepalanya. Hal yang paling sakral yang saya dengar juga bahwa di Bali, tinggi gedung tidak boleh melebihi tingginya Pura. Bukan masalah mitos, bahkan jembatan penghubung Jawa-Bali tidak bisa disetujui lantaran karena hal tersebut. Khazanah yang sama, saya temukan di Kuta juga yaitu Melasti. Upacara pensucian diri ini sangat menarik simpati pengunjung termasuk saya. Itulah daya pikat Bali selain gadis-gadisnya yang anggun layaknya gadis solo.  Prose...

soal 2

 

soal 1