Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

Karena Rindu Perlu Dimiliki

Rindu tak habis ditulis oleh mereka yang sedang memburunya, Memangsa kelelahan demi mendapatkan nya, Tak pandang di mana tempatnya, walau rimba sekalipun, Akar rindu yang tertanam, akan dicabut dari pepohonannya, Lantaran rindu tak butuh kamus, hanya mengingankan kepastian. Rindu bukanlah sebuah dongeng, beromong-omong, Atau legenda yang menyihir pembaca dalam kesedihan, Melainkannya, penguat manusia yang rapuh, Olehnya rindu mengobati sindromisasi. Ambon, 30 Juni 2018

Dalami Dunia Kepenulisan dari Penulis 60 Buku, FLP Kopdar

Saat sela-sela kunjungan dinasnya ke Maluku pekan ini. Yanuardi Syukur, namanya, menempatkan diri untuk bersilaturahim dengan pengurus wilayah Forum Lingkar Pena (FLP) Maluku di Ambon tadi malam.  Bang Yanuardi biasa disapa adalah seorang penulis produktif sejak tergabung dalam dunia literasi tahun 2001 bersama Forum Lingkar Pena. Akademisi dua kampus (UI dan Unkhair) ini sudah banyak menelurkan buah karyanya. Tak tanggung-tanggung, pria kelahiran 1982 ini telah menerbitkan buku sebanyak 60 buah dalam berbagai genre yang berbeda. Selain aktif dalam literasi, beliau juga adalah peneliti, konsultan dari beberapa kementerian, sebut saja Kemendikbud, Kemenhan. Beliau juga sangat berelaboratif dalam berorganisasi baik tingkat daerah, nasional dan internasional. Salah satunya menjadi Ketua Muslim Exchange Program. Masih banyak lagi deretan prestasinya. Banyaknya manfaat dan tinggi jejak karya itulah mendorong FLP Maluku menggelar ngopi (ngobrol perkara ilmu) dengannya. Walau hujan ...

Pukul Hujan

Pukul hujan, Hingga airnya babale, Babale pake gata-gata, Gata-gata par kasi ilang gatal-gatal di badan jalan. Kutu-kutu aspal, Mati dipelurui airnya, Satu demi satu tersayat, Di bawa kerikil dan tanah timbunan. Lima lima empat jam perdetik, hujan meniduri aspal, Kerongkongan mendesau, Teropong dapur tak bisa hidupkan kayu bakar, Karena, hujan talalu bapukul. Pukul hujan, Pelan-pelan saja, Jang pake gata-gata, Pake saja sajak. Ambon,  28 Juni 2018

Damai itu Bersyukur

Merasa damai itu selalu bersyukur, Bukan hidup apa adanya, Tapi, hidup dengan yang ada, Yang ada dilipatgandakan dengan usaha dan doa. Merasa damai itu bersyukur, Hapuskan kata seandainya, Seandainya bahasa tipis-tipis, menggoda nasib, membenamkan cita-cita dan kekuatan. Merasa damai itu bersyukur, Membuat sehat batin, Jiwa raga jadi plong dan enteng, Maka, seni kehidupan itu belajar untuk berdamai dengan perubahan. Salam damai. Ambon, 3 Juli 2018

Menghadap Subuh

Jalan-jalan ramai dengan kesunyian, Suara burung pagi terbisukan rinai kebayuan, Prahara hati terlelap dalam dekapannya, Iman terpataka dalam budi, Sambil mengadahkan tangan, O inikah buah kemenangan? Sementara derai urai langkisau, Memberi was-was, Jalan-jalan kebanjiran, Ada kiamat hipokrit yang meledak-ledak, Taulah, hidup itu tak mesti bertaman ria, Taman hanyalah hiasan-hiasan delusi. Anggaplah Subuh ini ialah sujud terakhirmu, Bulan depan tak lagi bermusim sama, Bukankah kita ingin hidup seperti rumput? Ataukah mau bagai Elang? Ribuan mil perjalanan ini, Hanyalah sekedipan mata, Kafan telah terbuka rapi, Kuburan bukan fantasi, Maka katakanlah," aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai Subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul , serta dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki". Amin. Ambon, 28/06/2018

Kekuasaan

Kekuasaan bagai maeng enggo gila, Banyak gila karena ludah jadi nanah, Otak pun jadi tua sebelum menguning, Gantung diri berlanjut di ruas-ruas tembok jalan tol. Kekuasaan sekarang mengekang leher, Lambung tiba-tiba membuncit, Dikira sebab ucapan dukun, Padahal, hasil curian pasal-pasal dalam naskah regulasi Kekuasaan telah berselir, Emas dan biji timah jadi maharnya, Kekuasaan melupakan anak bini, Melupakan hari esok, membanggakan hari kemarin. Kekuasan telah menjadi pasar ikan, Bau amis di segala ruang-ruang ber-AC, Pelakor berdasi hanya bisa menghitung 1+1, Sementara, harta bumi dan laut hilang dari kalkulator. Kekuasaan berlaku tipu-tipu, Rakyat dibeli dengan kebebasan oplosan, Hutan-hutan dibakar sayang, Sayang kekuasaan sudah menjadi kuburan. Kekuasaan sudah menjadi api, Membakar rumah-rumah di kampung, Perkotaan tambah papa oleh polusi iklan kampanye. Sesak. Dusun-dusun merdeka tanpa tanaman hijau di pagarnya. Sebab, bukitnya telah diambil orang berkuasa. ...

Cantik itu Luka

Cantik itu luka, Belukar, Tertukar, Tua-tua keladi ingin juga bertukar rupa. Cantik itu luka, Karma, Kandis, Kram, Karamkan wajah dalam kenanaran. Cantik itu luka, Ketiadaan ada-ada, Melucutkan sabit menjadi purnama, Menggugurkan sari sebelum Lebah mengisap. Cantik itu luka, Tak luka bila tak cantik, Cantik kalau penuh luka-luka, Usia pun tenggelam, surya tak kembali walau kau panggil, dan bisa. Tak tidak lagi. Cantik itu luka, Luluh dalam tambatan, Bagai biji pasir yang dipuji angin, Bagai daun yang disergap ulat, Bagai tanah yang dibelah air, Dan akhirnya bertanya, mengapa cantik itu bisa melukai? Ambon, 29 Juni 2018

Erdogan

Erdogan, kau telah memberikan nafas kebangkitan Islam untuk menemukan masanya, kau membuktikan betapa hebatnya Islam mengubah wajah dunia, Tangan dinginmu ialah selendang cinta bagi kedamaian dan kesejahteraan. Erdogan, kau telah menjawab Graham tentang apa jadinya dunia tanpa Islam? Kebijaksanaanmu ialah turunan Zulkarnain yang membendung tembok kedzaliman, kau telah membangkitkan Al Fatih muda, kau telah menanamkan cahaya bagi generasi Abdul Hamid. Erdogan, kau telah memasang dirimu sebagai boyenet Islam, Istanbul akan menjadi kota pelita Islam, Penjaga dua tanah suci para Anbiya, Pelindung tanah kemanusiaan, Palestina. Erdogan, Asa kami telah bergantung pada dadamu, Hanya doa dan cinta yang akan kami lepas dalam sujud-sujud padamu, Semoga angin kemenanganmu sampai ke negeri saudaramu, Indonesia. Oleh Nasir Ambon,  25 Juni 2018

Indonesia dalam Kepungan "kolonialisme" Piala Dunia

Euforia piala dunia 2018 di Rusia telah menggema. Demam sepak bola sejagat ini telah membuat para fans  berlaga adu kekuatan di luar stadion. Berbekal jaringan TV atau life streaming pada Youtube, para fans menunjukan kefanatikannya. Mereka tak mau kalah, bahkan event empat tahunan ini menjadi sambung nyawa di atas meja judi. Ihwal piala dunia telah dipanaskan sejak champion league tahun ini. Merona CR9 (Real Madrid) Messi (Barcelona) Sahal (Liverpool) telah membawa gemuruh liga benua biru itu ke dalam kantung negeri Beruang Merah. Berbagai prediksi tentang siapa pemenang kali ini masih simpang siur. Toh, raja bola 2014 lalu, Jerman kalah telak oleh Meksiko. Hal ini melanjutkan trah rekor terkalahkan para sang juara. Sebelumnya ada La Furia Roja (Spanyol) di tahun 2014 pulang dengan malu dari tanah Afrika. Lalu? Eah... Saya tidak ngebahas lebih dalam lagi soal hitung-hitungan skor dan keajaiban pada injury time. Sebab, semua "dukun" modern telah membagikan angka keramat bu...

Isme Ramadhan in SD Kristen 1 Hunut Ambon

Saya telah menguraikan tulisan sama, tentang pentingnya membuka hati dan mata dalam kehidupan sosial. Judul tulisannya, saya beri judul agama dan spritualisasi sosial. Lebih lengkapnya bisa dibaca pada halaman IG-ku, yaitu https://www.instagram.com/p/Bi_8ATdHIBI/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=1rx8eglxv8dxe. Seakan menyambung tulisan tersebut, kemarin (7/6) saya diundang oleh keluarga besar SD Kristen 1 Hunuth Ambon, beralamat di jalan Yunus Syaranamual, Desa Hunuth, Kecamatan Teluk Ambon, untuk memberikan siraman rohani Ramadhan kepada seluruh warga sekolah. Tepat pukul 17.15 WIT, saya tiba di sana. Baru masuk pintu pagar, saya merasakan hawa harmonisasi yang begitu kuat. Begitu saya dipersilahkan memberikan wejangan keutamaan bagi orang-orang berpuasa, wajah-wajah polos para siswa begitu bening, penuh antusias menatap penuh ingin tau. Seketika itu, gas geloraku kunaikkan ke level higth motivation. Informasi didapat, sekolah ini berdiri tahun 1950. Kini, mempunyai peserta di...

Mengenang "Air Putri" Saka Mese Nusa

Beberapa hari bertugas di Kabupaten Seram Bagian Barat, kami menyusuri jalanan terjal dan bergunung. Tanah  Kwele Batai Telu (Tiga Batang Air) yang menggaris dari Tala, Eti dan Sapalewa telah menarasikan imaji untuk berlompat-lompat. Setelah menyusuri bagian jazirah Huamual Depan hingga Kairatu, Jumat pagi itu, kami pergi ke salah satu objek wisatanya untuk menidurkan kelelahan. Bentangan alam bumi Saka Mese Nusa perlu dikunjungi satu demi satu. Tanah Seram memang sudah ditakdirkan sebagai local wisdom (rumah pariwisata) Salah satu pancaran keindahan objek wisata di kabupaten ini tidak terhitung jumlahnya, dari beragamnya pulau-pulau kecil yang dihiasi pasir putih, lekukan sungai-sungai mengkaligrafi alam serta hiasan pernak-pernik air mancur yang ditandai dengan butiran-butiran pelangi. Karena waktu yang sempit, kami menyempatkan diri ke Wisata Air Putri  yang berada di kawasan Dusun Waiyoho, Kecamatan Seram Barat. Perjalanan ke situ, dapat menggunakan sepeda motor...