Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Kemakmuran Hati

Dari An Nu’man bin Basyir  radhiyallahu ‘anhuma , Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda, أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ “ Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung) ” (HR.Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599) Hati adalah sumber kebahagian bagi tiap manusia. Hati yang senantiasa mengingat Allah akan diliputi sifat-sifat baik. Begitu pun dengan hati yang gelap dipenuhi siasat syetan, hatinya akan gelap dan membeku. Ada satu ungkapan sederhana begini,"hati-hati dengan hati, karena hati dapat melukai hati." Ungkapan ini senada dengan hadits di atas. Keduanya memberikan alarm bagi kita agar kita tidak goyah menjaga hati, tidak terjebak dalam buhul-buhul kerusakan hati. Sebagai manusia hamba, tentu kita tida...

Kita Punya Target

Kawan, kita punya target, Lepaskan busurmu dengan tepat, Tak usah khawatir, Dunia tengah menunggu tajam anak panahmu. Kawan, kita punya target, Bukalah cakar Elangmu, Cengkram segala mangsamu, Namun, jangan gegabah, Sebab musuhmu juga punya racun. Kawan, kita punya target, Bacalah segala kekalutan zaman, Anak muda adalah darah mega, Bangsa ini sudah lama ada, Mimpinya masih belum menembus langit. Kawan, ini tugas kita, Menghidupkan tawa, bukan mematikan suka, Menyuplai ton-ton kekaryaan, bukan mengekploitasi tanah air, Kawan, Rubahlah keangkuhan para Serigala, Dengan lembut berkasih sayang, Berteguh dalam malam, Menjadi panglima di siang hari. Kawan, Mari kita genggam semula, Tamadun yang pernah ada, Dengan ucapan cinta, Kita makmurkan hati, Dari kematian. Ambon, 27/04

Baku Tunggu Omba

Ombak babanting palang, Panggel ale pung nama, Sio ale jauh, barasa dekat di mata. Ombak jang biking beta manangis, Ose jang biking asam beta pung hati, Jang ose cabo kerinduan ini. Sudah lama beta mau bilang, Menunggu adalah isyarat paleng menkhawatirkan, Beta tako biking ose marah, Karena ose marah, Bisa biking jangkar talapas dari parao. Sudah tujuh detik, Beta basandar di atas gaba-gaba, Sembari bersabda dengan daun-daun katapang, Ada sebuah lagu begini: "mari..mari..mari... katong badendang puisi. Agar rindu tak dibawa pergi ombak ka lao. Natsepa Beach, 22 April 2018

Khusyu Cinta

Kidung cinta bertalu-talu, Di tengah pagi yang masih ditemani purnama, Sujud padaNya, Bersyukur sepanjang waktu, Diikuti kesabaran dan ketaatan, PadaMu, aku bersimpuh atas rahmatMu. Allah, tak ada cinta, Selain cinta lurusku atas ketauhidan, Jagalah niat ini, perbaharui derap langkahku, Allah. Barangkali tak banyak aku beralhamdulillah, Namun, keberkahanmu terus mengalir dalam hidup, Kaulah pemberi rejeki tanpa batas waktu. Allah, kupasrahkan diri ini dari kesyirikan dunia, Mencintaimu adalah ujian terberat bagiku, Di bawah langitmu, aku tertunduk, Tersungkur, Diam, Doaku, tumbuhkan selalu cintaku padaMu. Ambon, 24/04/2018

Menunggu Takdir

Takdir, bukan kita yang menggenggam Tak ada mata yang saling merekam, tau Untuk itu, jangan putus asa, La Tahzan... Dia dalam arterimu. Petiklah Kecapi, Biarkan nadanya membenarkan fakta, Jangan buta atau tuli, Karena kedatangan takdir butuh kematangan prima. Atau, Kita bisa bersajak kepada Matahari, Jangan panggil malam terlalu cepat, Malam hanya meninggalkan kegelapan, Biarlah siang berhari-hari, Agar datangnya takdir bisa kita rasa. Tapi, takdir itu takdir, Ikatlah dengan doa, Ia-nya akan datang, Dan berpeluk jiwamu, Dan kau tidak menyangka-nyangka. Ambon, 18/04/2018

dia, Perempuan Sederhanaku

Izinkan aku melahirkan kekaguman ini, Rasa lapar yang menghentakkan, lambung, tak bisa beraroma, Tubuh tak lagi mampu memuat kekosongan. Anggaplah ini sebagai bagian dari ucapan bibir yang ingin berkisah, Seperti di dongeng-dongeng negeri kayangan, Dibaca indah, menaruh asa pada takdir. Engkau perempuan ajaib yang bersayap, Terbang ke dalam sangkar hati, Sembari bersiul, Mengubur dahaga di sahara. Dalam deburan hujan, Biarlah rindu airnya menyatu dengan tanah bumi, Agar kasih bisa menyatu, Tanpa rasa yang penuh kebohongan. Ini kulepas kata padamu, Wahai perempuan sederhanaku, Yang kutemui dalam sepertiga malam. Ambon, 24/04/2018

Sahabatku, La Taghdob Walakal Jannah

dia. Ya dia. Terus mengingatkanku dalam amarah. Nasehatnya bagaikan percikan wudhu di waktu Subuh. Mengaliri sampai ke pori-pori. Hingga kantuk menjelmakan wajah berseri. Besok dia. Ya dia. Telah memutuskan untuk berkelana. Jauh. Jauh. Tak bisa ku ukur jarak dan waktunya. Namun, setiap kutipan lisannya telah membantuku agar hidup tenang sentosa. Kita pernah berkawan dengan siapapun. Tentu kita tak ingin pisah. Sebab, kawan yang baik adalah saling memiliki. Ourselves. Terkadang ada api Iblis. Membawa kedengkian dan tebar pesona kemunafikan. Hidup menjadi minus. Minus nol. Minus nol, hati sudah membatu. Keras. Disela hidup yang kadang sudah seperti bangkai. aku masih hidup dengannya. Nyawanya. Sukmaku. Akan bertahan hingga Izrail menjemput. Jangan marah. Jangan marah, "begitu sergahnya dalam sela memadamkan merah mukaku. Hatinya yang berair bagaikan tetesan air terjun yang jatuh di atas kepalaku. Plak. Plak. Plak. Disitu aku terbangun dari emosi yang meronta-ronta. Ini kenangm...

Barangkali kau Jodohku?

Pernahkah kalam hatimu Berkata, "wah si dia cocok denganku. Dia pas jadi pendampingku. Dia layak jadi teman halalku. Lalu, setiap kali aku meminta, dia merespon dengan baik." Benarkah timbal balik semacam itu merupakan pertemuan kedua kutub magnet yang belum bertemu? Banyak diksi yang akan disampaikan. Mulai dari yang melodi, bass, hingga capai acapella. Tentu itu bukan kebohongan. Tetapi sebuah imaji masa depan. Salahkah? Barangkali masih barangkali, tak mudah kita menggampangkan takdir. Banyak yang terhepas karena permintaan hatinya tak disetujui. Selepas itu, dia goyah dan tertunduk dalam kedukaan. Jodoh adalah takdir. Barangkali dia jodohku? Ini hal hati. Biarlah hati menemukan sendiri apa yang dia cari. Tanpa menaruh setitik noktah. Biarlah hati mengalir mencari pembauran cinta abadinya. Agar cinta tak hampa dan sesak. Agar cinta subur dalam warna hati hakikat. Memang jodoh itu tak pasti. Kadang sudah dieratkan bisa berlepas. Sebab definisi jodoh tak bisa diungkap...